Tuesday, January 27, 2015

Penghujung Tahun 2014 di MT. Papandayan (24 - 27 Des 2014) - Part 3 -End



26 Desember 2014
Tegal Alun, Hutan Mati dan Puncak Papandayan

Sang fajar pun datang, gue dan asep ngucluk duluan buat ngejar ngeliat sunrise, tetapi kami udah kesiangan. Terlambat bangun. Haha
Perjalanan menuju Tegal Alun melewati tanah becekan, hutan mati dan beberapa kali tanjakan yang lumayan WOW. Berapa meter jalan gue ngasoh, berapa meter lagi gue ngasoh. Kawin belom, tapi udah kaya turun mesin.
Dan gak lama gue liat papan nama bertuliskan “Tegal Alun” yang terkenal dengan padang bunga Edelweis yang berhektar-hektar itu. Subhanallah wal hamdulillah, indah banget pemandangannya. Tentunya kalian tau kan apa yang harus gue lakukan melihat keadaan sekitar seperti itu ?

Ya Take many Pictures lahh. Not a picture lho yaah, tapi manyyyyyy pictures. Ngahahahha langsung aja deh, gue share pose-pose gue dan Asep di tengah padang edelweis. Untung aja asep bawa kamera kece dan tripod.

Cekidot !!!! 







 

Gimana Sobat Oppo.. gemar sekali photo kan gue :P, ini baru yang di Tegal Alun lho, belum yang di puncak dan hutan mati. Bagaimanapun, target gue kalo ke gunung kudu bisa sampe puncaknya, dan kebetulan Asep juga punya target begitu, akhirnya perjalanan dilanjutin nyari puncak-nya, selama di perjalanan ke Puncak kan nemu aliran sumber air ya Sobat, ternyata ada yang mao ninggalin jejak sobat,, alias kepengen PUP, wakakakka
Kami berdua nekat nyari puncak, kami nyusurin pohon-pohon, lompatin batang kayu yang pada roboh, dan banyak sarang laba-laba yang masih hancur sobat, gue yang jalan paling depan harus ngehancurin itu sarang laba-laba. Kami berdua bener-bener nekat, dan lagi-lagi di otak gue kepikiran sama novel tentang hutan terlarang yang gue baca. Hmmmmm pokoknya kami bedua ngikutin tanda kain yang diket di ranting-ranting pohon oleh pendaki sebelum-sebelumnya.
Kami pun sampe puncak, menurut kami sih itu udah paling atasnya, karena kalo kami telusurin lebih lanjut, kok malah turun yaa, tidak nanjak. Dengan asumsi kami bahwa ini adalah puncak gunung papandayan, maka diputuskan oleh kami berdua untuk apa hayoo...
Photo lagi sobaaattt. Wakakakka cekidot:


Alhamdulillah nyampe juga ke puncaknya “menurut Gue”.
Suhunya sejuk banget, hamparan padang edelweis dan kawah papandayan terlihat dengan nyata bak sebuah lukisan. Indah sekali ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Tidak mau menunggu lama karena dikhawatirkan temen rombongan yang lain mencari kami, akhirnya kami memutuskan untuk kembali turun.
Sekelmbalinya turun kami bertemu dengan temen kami satu rombongan. Pak sastra dan pak sehabudin, serta yang lainnya. Dan memutuskan untuk foto-foto di Hutan mati. Cekidot !!

Foto di atas belum formasi lengkap, di situ ada Fauzi, Mba Dina, Pak Sastra, Bang Budi, Farhan, Asep, Pak Sihabudin, Gue, Mba Dian, Rani, Mba Ovi, Akhwat (foto dari kiri ke kanan). Nah sekarang udah tau kan siapa aja yang ada di rombongan ini. Selain di photo itu ada juga bang Luzum, Bang Rizal, Bu Rini, Mba Ana, dan ada lagi saya lupa namanya. :D
Selain foto itu, ada photo lainnya sobat Oppo. Photo dengan pose ala-ala American Next top Model, bahahha nih
 
 
Sudah capek photo-photo di hutan mati, kami dan rombongan lanjut turun kembali ke camp area Pondok Saladah. Lalu kami  makan sejenak bersama-sama di sana dan lanjut, merapikan perlengkapan yang dibawa dan cusss turun ke kaki Gunung. 

Selama perjalanan turun gunung, langit sepertinya sangat sayang kepada kami sobat Trip, hujan lebat pun mengguyur tanah papandayan. Kami langsung menggunakan raincoat yang sengaja sudah dipersiapkan.
Seperti perjalanan pendakian, kami pulang lewat jalur yang sama melewati aliran sungai kecil dan bebatuan di kawah papandayan. Biar tetep eksis, kami mengabadikan moment hujan-hujanan saat turun. Nih photonya

Tuh kan sobat Oppo, gue tetep ngeksis biar kata lagi ujan juga. Cuma sayang ya, ujannya gak keliatan dari kamera kece ini.

Finally, kami sampai juga di kaki Gunung papandayan tempat registrasi awal tadi. Gue mandi, shampoan, sabunan, kudu bersih dah. Biar kata suka naik gunung, badan kudu tetep bersih dan terlihat kece ya ngga. Walwaupun muka gue ala kadarnya. Hahahha alhamdulillah.
Kami janjian dengan sopir mobil bak terbuka yang sudah di sewa saat berangkat dulu jam 15.00 waktu setempat. Hujan terus mengguyur, sambil nunggu tuh sopir datang, kami makan jagung rebus dan cilok maning. Haha
Dan finally yang ditunggu datang juga. Kami menuju terminal Guntur. Rencana awal kami naik bis dari terminal Guntur ke Jakarta pukul 17.00 WIB, namun menurut informasi dari pihak terminal, ada banjir di bandung. So, we’ve got to wait. dan ternyata jam 02.00 wib dini hari kami baru bisa berangkat menuju Jakarta. Dan Alhamdulillah Gue selamat sampai Jakarta terminal Lebak Bulus. Dan menuju Kostan.
Nice Trip. And i’am Gonna to Papandayan Mountain next time. See ya Papandayan !!
Salam Hormat dari Oppo. Muahmuah !!

- The End - 


No comments:

Post a Comment