26
Desember 2014
Tegal
Alun, Hutan Mati dan Puncak Papandayan
Sang fajar pun
datang, gue dan asep ngucluk duluan buat ngejar ngeliat sunrise, tetapi kami
udah kesiangan. Terlambat bangun. Haha
Perjalanan menuju
Tegal Alun melewati tanah becekan, hutan mati dan beberapa kali tanjakan yang
lumayan WOW. Berapa meter jalan gue ngasoh, berapa meter lagi gue ngasoh. Kawin
belom, tapi udah kaya turun mesin.
Dan gak lama gue liat
papan nama bertuliskan “Tegal Alun” yang terkenal dengan padang bunga Edelweis
yang berhektar-hektar itu. Subhanallah wal hamdulillah, indah banget
pemandangannya. Tentunya kalian tau kan apa yang harus gue lakukan melihat
keadaan sekitar seperti itu ?
Ya Take many Pictures
lahh. Not a picture lho yaah, tapi manyyyyyy pictures. Ngahahahha langsung aja
deh, gue share pose-pose gue dan Asep di tengah padang edelweis. Untung aja
asep bawa kamera kece dan tripod.
Cekidot
!!!!
Gimana Sobat Oppo..
gemar sekali photo kan gue :P, ini baru yang di Tegal Alun lho, belum yang di
puncak dan hutan mati. Bagaimanapun, target gue kalo ke gunung kudu bisa sampe
puncaknya, dan kebetulan Asep juga punya target begitu, akhirnya perjalanan
dilanjutin nyari puncak-nya, selama di perjalanan ke Puncak kan nemu aliran
sumber air ya Sobat, ternyata ada yang mao ninggalin jejak sobat,, alias
kepengen PUP, wakakakka
Kami berdua nekat
nyari puncak, kami nyusurin pohon-pohon, lompatin batang kayu yang pada roboh,
dan banyak sarang laba-laba yang masih hancur sobat, gue yang jalan paling
depan harus ngehancurin itu sarang laba-laba. Kami berdua bener-bener nekat,
dan lagi-lagi di otak gue kepikiran sama novel tentang hutan terlarang yang gue
baca. Hmmmmm pokoknya kami bedua ngikutin tanda kain yang diket di
ranting-ranting pohon oleh pendaki sebelum-sebelumnya.
Kami pun sampe
puncak, menurut kami sih itu udah paling atasnya, karena kalo kami telusurin
lebih lanjut, kok malah turun yaa, tidak nanjak. Dengan asumsi kami bahwa ini
adalah puncak gunung papandayan, maka diputuskan oleh kami berdua untuk apa
hayoo...
Photo lagi sobaaattt.
Wakakakka cekidot:
Alhamdulillah nyampe juga ke puncaknya “menurut
Gue”.
Suhunya sejuk banget,
hamparan padang edelweis dan kawah papandayan terlihat dengan nyata bak sebuah
lukisan. Indah sekali ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Tidak mau menunggu lama
karena dikhawatirkan temen rombongan yang lain mencari kami, akhirnya kami
memutuskan untuk kembali turun.
Sekelmbalinya turun
kami bertemu dengan temen kami satu rombongan. Pak sastra dan pak sehabudin,
serta yang lainnya. Dan memutuskan untuk foto-foto di Hutan mati. Cekidot !!
Foto di atas belum
formasi lengkap, di situ ada Fauzi, Mba Dina, Pak Sastra, Bang Budi, Farhan,
Asep, Pak Sihabudin, Gue, Mba Dian, Rani, Mba Ovi, Akhwat (foto dari kiri ke kanan). Nah sekarang udah tau kan siapa aja yang
ada di rombongan ini. Selain di photo itu ada juga bang Luzum, Bang Rizal, Bu
Rini, Mba Ana, dan ada lagi saya lupa namanya. :D
Selain foto itu, ada
photo lainnya sobat Oppo. Photo dengan pose ala-ala American Next top Model,
bahahha nih
Sudah capek photo-photo di hutan mati, kami dan rombongan
lanjut turun kembali ke camp area Pondok Saladah. Lalu kami makan sejenak bersama-sama di sana dan lanjut,
merapikan perlengkapan yang dibawa dan cusss turun ke kaki Gunung.
Selama perjalanan turun gunung, langit sepertinya sangat
sayang kepada kami sobat Trip, hujan lebat pun mengguyur tanah papandayan. Kami
langsung menggunakan raincoat yang sengaja sudah dipersiapkan.
Seperti perjalanan pendakian, kami
pulang lewat jalur yang sama melewati aliran sungai kecil dan bebatuan di kawah
papandayan. Biar tetep eksis, kami mengabadikan moment hujan-hujanan saat
turun. Nih photonya
Tuh kan sobat Oppo, gue tetep ngeksis biar kata lagi ujan
juga. Cuma sayang ya, ujannya gak keliatan dari kamera kece ini.
Finally, kami sampai juga di kaki Gunung papandayan tempat
registrasi awal tadi. Gue mandi, shampoan, sabunan, kudu bersih dah. Biar kata
suka naik gunung, badan kudu tetep bersih dan terlihat kece ya ngga. Walwaupun
muka gue ala kadarnya. Hahahha alhamdulillah.
Kami janjian dengan sopir mobil bak terbuka yang sudah di
sewa saat berangkat dulu jam 15.00 waktu setempat. Hujan terus mengguyur,
sambil nunggu tuh sopir datang, kami makan jagung rebus dan cilok maning. Haha
Dan finally yang ditunggu datang juga. Kami menuju
terminal Guntur. Rencana awal kami naik bis dari terminal Guntur ke Jakarta
pukul 17.00 WIB, namun menurut informasi dari pihak terminal, ada banjir di
bandung. So, we’ve got to wait. dan ternyata jam 02.00 wib dini hari kami baru
bisa berangkat menuju Jakarta. Dan Alhamdulillah Gue selamat sampai Jakarta
terminal Lebak Bulus. Dan menuju Kostan.
Nice Trip. And i’am Gonna to Papandayan Mountain next
time. See ya Papandayan !!
Salam Hormat dari Oppo. Muahmuah !!
- The End -
No comments:
Post a Comment